11 orang yang mecoba mengejar mimpi menjadi seorang dokter yang sukses
Showing posts with label Ilmu Bedah. Show all posts
Showing posts with label Ilmu Bedah. Show all posts

Thursday, July 27, 2017

Fraktur



BAB I
PENDAHULUAN
            Fraktur merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan trauma, baik trauma langsung ataupun tidak langsung. Akibat dari suatu trauma pada tulang dapat bervariasi tergantung pada jenis, kekuatan dan arahnya trauma. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks, biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tertutup (fraktur sederhana), kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus keadaan ini disebut fraktur terbuka (fraktur compound) yang cenderung mengalami kontaminasi dan infeksi.
            Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat :
  1. Peristiwa trauma tunggal.
  2. Tekanan yang berulang-ulang.
  3. Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik).
Penampilan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis fraktur dibagi beberapa kelompok :
1.      Fraktur lengkap
Tulang patah menjadi dua fragmen atau lebih. Termasuk disini adalah fraktur kominutif yang merupakan fraktur dengan lebih dari dua fragmen karena ikatan sambungan pada permukaan fraktur tidak baik, fraktur ini sering tak stabil.
2.      Fraktur tidak lengkap
Tulang terpisah secara tidak lengkap dan periosteum tetap menyatu. Biasanya pada fraktur greenstick tulang bengkok atau melengkung, ditemukan pada anak. Selain itu fraktur tidak lengkap bisa terdapat pada fraktur kompresi.
Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fraktur transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fraktur kominutif diikuti dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas. Trauma tidak langsung mengakibatkan fraktur terletak jauh dari titik trauma dari jaringan sekitar fraktur tidak mengalami kerusakan berat. Pada olahragawan, penari dan tentara dapat pula terjadi fraktur pada tibia, fibula atau metatarsal yang disebakan oleh karena trauma yang berulang.

Thursday, July 26, 2012

INTOKSIKASI ALKOHOL & ALKOHOLISME KRONIK


Alkoholisme adalah asupan alkohol yang mengakibatkan kemunduran kondisi fisik dan kesehatan sosial. Konsumsi alkohol merupakan penyebab dari perumahsakitan 15-30% pria dan 8-15% wanita di Inggris. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan di Amerika.

Sebab-sebab perumahsakitan adalah komplikasi fisik dari minum berlebihan, trauma atau penyakit neuropsikiatri yang terkait dengan konsumsi alkohol. Di samping itu gejala putus alkohol biasa muncul pada pasien yang masuk RS karena masalah medis atau bedah yang tidak terkait.


Komplikasi fisik

Banyak komplikasi fisik dari pecandu alkohol memiliki implikasi untuk perawatan bedah dan anestesi, khususnya setelah trauma.

Saturday, June 4, 2011

Ilmu Bedah- Fraktur Tibia Plateau


Latar Belakang
      Fraktur merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan, atau perimpilan korteks.biasanya patahan itu lengkap san fragmen tulang bergeser. Kalau kulit diatasnya masih utuh,keadaan ini dinamakan fraktur tertutup. Kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus,keadaan ini disebut fraktur terbuka,yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi.sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan,yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan.Biasanya pada gambaran klinik terdapat riwayat cedera, diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera.
      Salah satu jenis fraktur yang akan saya bahas yaitu fraktur tibia plateau.biasanya kadang kadang  keadaan ini terjadi pada pejalan kaki tertabrak oleh mobil,biasanya ini akibat jatuh dari ketinggian dimana lutut dpaksa masuk kedalam valgus atau varus.yang mengakibatkan kondilus tibia remuk atau terbelah oleh kondilus femur yang berlawanan. Biasanya terjadi pada pasien yang sudah berusia antara 50 dan 60 tahun dan sedikt mengalami osteoporosis, tetapi fraktur dapat terjadi pada orang dewasa,dan setiap umur. 
Terapi dengan traksi dapat dilakukan dengan sederhana saja dan sering menghasilkan fungsi lutut yang baik, tetapi sering tersisa angulasi.dan jika apabila dilakukan pembedahan dapat menghasilkan penampilan sinar X yang baik.

Ilmu Bedah- Cedera Kaki


CEDERA KAKI

Perhatian
  • Walaupun cedera tulang pada tungkai bawah terlihat serius, kasus tersebut sering tidak mengancam nyawa dan termasuk dalam secondary survey pada pasien trauma.
  • Semua dislokasi biasanya bukan merupakan kasus serius dan hanya membutuhkan analgesik yang adekuat, kecuali pada 3 kasus sbb, yang membutuhkan reduksi  secepatnya:
1.      Dislokasi lutut (karena popliteal artery compromise)
2.      dislokasi pergelangan kaki (karena nekrosis kulit)
3.      Dislokasi panggul (karena avaskular nekrosis panggul)
·         Untuk semua dislokasi sendi yang membutuhkan manipulasi dan reduksi pada ED, jangan berikan opioids IM, namun berikan secara IV. Karena opioid yang diberikan lewat IM absorbsinya baik. Sehingga ketika dibutuhkan conscious sedation, seseorang harus memastikan dosis efek penghilang nyerinya. Hal ini akan menyebabkan supresi pernafasan dan hipotensi ketika dosis total opioid IM diabsorbsi ke dalam sirkulasi.

Wednesday, June 1, 2011

KOLELITHIASIS


PENDAHULUAN

1.1             Latar  Belakang
Batu empedu atau gallstones  adalah timbunan kristal  di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis (Lesmana dkk,divisi hepatology FKUI 2009).1
Kejadian batu empedu di  negara – negara industri  antara 10 – 15 %. Di Amerika Serikat,  insiden kolelitiasis diperkirakan 20 juta orang, dengan 70% diantaranya didominasi oleh batu kolesterol dan 30% sisanya terdiri dari batu pigmen dan komposisi yang bervariasi ( menurut “Healthy Lifestyle” Desember 2008). Sedangkan penelitian di Jakarta pada 51 pasien pasien didapatkan batu pigmen pada 73% pasien dan batu kolesterol pada 27% pasien ( menurut divisi Hepatology,Departemen IPD, FKUI/RSCM  Jakarta, Mei 2009 ). Prevalensi tergantung usia, jenis kelamin, dan etnis. Kasus batu empedu lebih umum ditemukan pada wanita. Faktor risiko batu empedu memang dikenal dengan singkatan 4-F, yakni Fatty (gemuk), Fourty ( 40th), Fertile (subur), dan Female (wanita). Wanita lebih berisiko mengalami batu empedu  karena pengaruh hormon estrogen. Meski wanita dan usia 40th tercatat sebagai faktor risiko batu empedu, itu tidak berarti bahwa wanita di bawah 40th dan pria tidak mungkin terkena. Penderita diabetes mellitus ( DM ), baik wanita maupun pria, berisiko mengalami komplikasi batu empedu akibat kolesterol tinggi. Bahkan, anak – anak pun bisa mengalaminya, terutama anak dengan penyakit kolesterol herediter.2,3