PENDAHULUAN
Depresi
dapat mengenai siapa saja, tetapi orang-orang dengan penyakit yang serius
seperti stroke memiliki risiko lebih tinggi. Hubungan antara gejala-gejala
depresi dan penyakit serebrovaskuler telah banyak dilaporkan. Beberapa peneliti
bahkan mengusulkan suatu istilah vascular depression yang khusus menggambarkan
kelainan klinis tersebut. Apati, perubahan-perubahan psikomotor, gangguan
kognitif dan gejala neurologis fokal merupakan gejala yang sering dijumpai pada
vascular depression. Seringkali
depresi pasca stroke kurang mendapat perhatian sehingga mudah terlewatkan dan
tidak terdiagnosis. Penderita stroke, anggota keluarga dan teman-temannya,
bahkan kadang-kadang dokter yang merawatnya dapat secara salah menafsirkan
gejala depresi yang dianggapnya sebagai suatu reaksi yang tak terhindarkan yang
timbul karena penderita mendapat serangan stroke. Padahal, diagnosis dan
pengobatan depresi yang baik dapat memberi keuntungan yang nyata pada seseorang
yang sedang dalam penyembuhan. Pengobatan terhadap depresi dapat pula
mempersingkat proses rehabilitasi dan mempercepat penyembuhan kelainan-kelainan
yang ditimbulkan akibat stroke.