PERKEMBANGAN ANESTESIOLOGI
Pada masa lalu, masyarakat umum bahkan filusuf dan tabib beranggapan bahwa nyeri adalah hal penting bagi pembentukan watak seseorang dan harus diterima sebagai bagian dari kehidupan. Ketabahan dan pengalaman penderitaan adalah penting bagi penyembuhan selanjutnya. Penyelesaiaan kekerasan membutuhkan pribadi berani dan ruang operasi diisi oleh korban-korban perang, jeritan penderita dan penolong, dan pemaksaan kehendak terhadap penderita. Ahli bedah melakukan operasi pada lesi permukaan, amputasi atau operasi besar dalam jumlah yang terbatas dalam suasana seperti kejagalan yang tek terbayangkan dan rasa nyeri yang luar biasa.
Hippocrates (400 SM) memberikan perhatian terhadap masalah nyeri dan menjelaskan penghilang nyeri dengan opium. Selama beberapa abad kemudian ahli bedah telah berusaha meringankan nyeri pembedahan dengan ekstrak tumbuh-tumbuhsn dan cara-cara mekanik yang lain. Discorides (100 M) dari Yunani, memberikan campuran akar mandragora, sedangkan Huang To (250 M) dari Cina, menggunakan ganja untuk membuat penderita tak sadar selama pembedahan, Nicolas (1200 M) dari Salerno, memberikan pertimbangan tentang manfaat inhalasi uap dari “busa saporifik” (yang di celupkan dalam ganja, opium, mandragora dll) pada anestesi bedah.
lengkap silahkan di download