11 orang yang mecoba mengejar mimpi menjadi seorang dokter yang sukses

Saturday, June 4, 2011

Ilmu Bedah- Fraktur Tibia Plateau


Latar Belakang
      Fraktur merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan, atau perimpilan korteks.biasanya patahan itu lengkap san fragmen tulang bergeser. Kalau kulit diatasnya masih utuh,keadaan ini dinamakan fraktur tertutup. Kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus,keadaan ini disebut fraktur terbuka,yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi.sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan,yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan.Biasanya pada gambaran klinik terdapat riwayat cedera, diikuti dengan ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera.
      Salah satu jenis fraktur yang akan saya bahas yaitu fraktur tibia plateau.biasanya kadang kadang  keadaan ini terjadi pada pejalan kaki tertabrak oleh mobil,biasanya ini akibat jatuh dari ketinggian dimana lutut dpaksa masuk kedalam valgus atau varus.yang mengakibatkan kondilus tibia remuk atau terbelah oleh kondilus femur yang berlawanan. Biasanya terjadi pada pasien yang sudah berusia antara 50 dan 60 tahun dan sedikt mengalami osteoporosis, tetapi fraktur dapat terjadi pada orang dewasa,dan setiap umur. 
Terapi dengan traksi dapat dilakukan dengan sederhana saja dan sering menghasilkan fungsi lutut yang baik, tetapi sering tersisa angulasi.dan jika apabila dilakukan pembedahan dapat menghasilkan penampilan sinar X yang baik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    ANATOMI
·         Tibia adalah tulang yang menahan beban utama dari kaki,yaitu sekitar 85%.
·         Tibia plateau terdiri dari permukaan articular medial dan lateral, atas yang merupakan kartilaginosa menisci.medial plateau lebih besar dan  concave pada sagital dan coronal axes.lateral plateau meluas lebih tinggi dan convex pada bidang sagital dan koronal.
·         Tibia plateau normal adalah menyerong 10 derajat posteroinferior. Kedua plateau dipisahkan satu sama lain oleh area interkondilaris, yang nonarticular dan yang berfungsi sebagai lampiran tibialis dari ligamentum cruciatum. Tiga tulang prominences ada 2-3cm sebelah distal tibia plateau. Tuberkulum tibia terletak dianterior, di mana disisipan ligamen patella.
·         Permukaan articular medial dan itu mendukung condilus medial lebih kuat dari pada sebelah lateral.oleh karena itu fraktur sebelah lateral lebih sering.
·         Fraktur media plateau berhubungan dengan cedera yan lebih berat dan lebih sering mencederai jaringan lunak.


B.      FRAKTUR TIBIA PLATEAU
1.      Mekanisme kerja
      Fraktur tibia plateau disebabkan oleh kekuatan varus atau valgus bersama sama dengan pembebanan aksial (kekuatan valgus saja mungkin hanya merobekan ligament). Keadaan ini kadang kadang akibat pejalan kaki tertabrak mobil (fraktur bemper). Biasanya ini akibat jatuh dari ketinggian dimana lutut dipaksa masuk dalam valgus atau varus.kondilus tibia remuk atau terbelah oleh kondilus femur yang berlawanan,yang tetap utuh. Pasien biasanya berumur antara 50 dan 60 tahun dan sedikit mengalami osteoporosis,tetapi fraktur dapat terjadi pada orang dewasa pada setiap umur.  
2.      Gambaran klinik
       Lutut membengkak dan mungkin mengalami deformitas.memar biasanya luas dan jaringan terasa seperti adonan karena hemartrosis. Pemeriksaan secara hati-hati (atau pemeriksaan dibawah anestesi) dapat menunjukan ketidakstabilan medial atau lateral.kaki dan ujung kaki harus diperiksa dengan cermat untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda cedera pembuluh darah atau neurologi.
PEMERIKSAAN SINAR X
      Sinar X anteroposterior, lateral, dan oblik biasanya dapat memperlihatkan fraktur,tetapi tingkat kominusi atau depresi dataran tidak terlihat jelas tanpa tomografi.foto tekanan(dibawah anestesi) kadang kadang bermanfaat untuk menilai tingkat ketidakstabilan sendi.bila kondilus lateralis remuk,ligamen medial sering utuh,tetapi apabial epikondilus medial remuk, ligament lateral sering robek.
      Dalam perencanaan terapi,perlu diketahui terlebih tipe frakurnya,yang terdiri dari 6 tipe,yaitu:
·         Tipe 1 (fraktur biasa pada kondilus tibia lateralis)
Pada pasien yang lebih muda,mungkin terdapat retakan vertical dengan pemisahan fragment tunggal.fraktur ini mungkin sebenarnya tidak bergeser,atau jelas sekali tertekan dan miring. Kalau retakannya lebar,fragmen yang lepas atau meniscus lateral dapat terjebak dalam celah.
·         Tipe 2 (peremukan kominutif pada kondilus lateralis dengan depresi pada fragmen)
Biasanya terjadi pada orang tua dengan osteoporosis.
·         Tipe 3 (peremukan kominutif dengan fragment luar utuh)
Mirip dengan tipe 2,tetapi segment tulang sebelah luar memberikan selembar permukaan sendi yang utuh.fragment yang tertekan dapat melesak ke dalam tulang subkondral.
·         Tipe 4 (fraktur pada kondilus media)
Terkadang akibat cedera berat,dengan perobekan ligament kolateral lateral.
·         Tipe 5 (fraktur pada kedua kondilus)
Dengan batang tibia yang melesak diantara keduanya.
·         Tipe 6 (kombinasi fraktur kondilus dan subkondilus)
Biasanya akibat daya aksial yang hebat 

3.      Terapi
Terapi dengan traksi dapat dilakukan dengan sederhana saja dan sering menghasilkan fungsi lutut yang baik,tetapi sering tersisa sedikit angulasi.disisi lain,tindakan pembedahan untuk pemulihan permukaan yang hancur dapat menghasilkan penampilan sinarX yang baik dan kekauan lutut.
Fraktur yang tak bergeser atau yang sedikit bergeser.
Hemartrosis diaspirasi dan pembalut kompresi dipasang. tungkai diistirahatkan pada mesin CPM (Continuous Passive Motion) dan gerakan lutut dimulai.segera setelah nyeri dan pembengkakan akut telah mereda(biasanya dalam seminggu),gips penyangga berengsel dipasang dan pasien diperbolehkan menahan beban sebagian dengan kruk penopang.pembebanan bebas ditunda hingga fraktur telah sembuh (6-8 minggu).
Tipe 1-fraktur yang bergeser.
Fragment kondilus yang besar harus benar-benar direduksi dan difiksasi pada posisinya.ini yang terbaik dilakukan dengan operasi terbuka.
Tipe 2-frakut kominutif
Pada dasarnya ini adalah fraktur kompresi,mirip dengan fraktur kompresi pada vertebra.kalau depresi ringan (kurang dari 5mm) dan lutut stabil,atau kalau pasien telah tua dan lemah atau mengalami osteoporosis,fraktur diterapi secara tertutup dengan tujuan memperoleh kembali mobilitas dan fungsi dan bukannya restitusi anatomis. setelah aspirasi dan pembalutan kompresi,traksi rangka dipasang lewat pen berulir melalui tibia,7cm dibawah fraktur.
Kondilus dicoba untuk dibentuk, lutut kemudian difleksikan dan diekstensikan beberapa kali untuk “membentuk” tibia bagian atas pada kondilus femur yang berlawanan.kaki diletakan dibantal dengan 5kg traksi, latihan aktif harus dilakukan tiap hari.
Pilihan lainnya, lutut dapat diterapi sejak permulaan dengan mesin CPM, untuk semakin meningkatkan rentang gerakan. seminggu setelah terapi ini,penggunaan mesin dihentikan dan latihan aktif dimulai. segera setelah fraktur”lengket”(biasanya setelah 3-4minggu) , pen traksi dilepas,g ips-penyangga berengsel dipasang dan pasien diperbolehkan bangun dengan kruk penopang.pembebanan penuh ditunda selama 6 minggu lagi.
Pada pasien muda dengan fraktur tipe 2,terapi ini dianggap terlalu konservatif,dan reduksi  terbuka dengan peninggian plateau dan fiksasi internal sering menjadi pilihan.
Tipe 3-kominusi dengan fragment lateral yang utuh
Prinsipnya hampir sama dengan terapi tipe 2. tetapi,fragment lateral dengan kartilago artikular yang utuh merupakan permukaan berpotensi mendapat pembebanan, maka reduksi yang sempurna lebih penting. cara ini kadang kadang dilakukan secara tertutup dengan traksi yang kuat dan kompresi lateral. jika berhasil, fraktur diterapi dengan traksi atau CPM. kalau reduksi tertutup gagal, reduksi terbuka dan fiksasi dapat dicoba.
pasca operasi,latihan dimulai secepat mungkin dan 2 minggu kemudian pasien dibiarkan bangun dengan gips-penyangga yang dipertahankan hingga fraktur telah menyatu.
Tipe 4-dapat diterapi dengan gips-penyangga. kalau fragment nyata sekali bergeser atau miring, reduksi terbuka dan fiksasi diindikasikan. kalau ligament lateral juga terobek, ini harus diperbaiki sekligus.
Tipe 5 dan 6- cedera berat yang menambah risiko sindroma kompartement. fraktur bikondilus sering direduksi dengan traksi dan pasien kemudian diterapi seperti pada cedera tipe 2. fraktur yang lebih komplek dengan kominusi yang berat lebih baik ditangani secara tertutup, meskipun traksi dan latihan mungkin harus dilanjutkan selama 4-6 minggu hingga fraktur cukup “lengket” untuk memungkinkan penggunaan gips-penyangga.kalau terdapat beberapa fragment yang dengan jelas bergeser, fiksasi interna dapat dibenarkan.
4.      Komplikasi
Dini
Sindroma kompartemen
pada fraktur bikondilus tertutup terdapat banyak perdarahan dan resiko munculnya sindroma kompartemen.kaki dan ujung kaki harus diperiksa secara terpisah unuk mencari tanda-tanda iskemia.
Belakangan
Kekakuan Sendi
Pada fraktur kominutif berat,dan setelah operasi kompleks,terdapat banyak risiko timbulnya kekakuan lutut,resiko ini dicegah dengan (1) menghindari imobilisasi gips terlalu lama (2) mendorong dilakukannya gerakan secepat mungkin.
Deformitas
Deformitas varus atau valgus yang tersisa amat sering ditemukan,baik karena reduksi fraktur yang tak sempurna ataupun karena pergeseran ulang selama terapi.untungnya deformitas yang moderate dapat member fungsi yang baik,meskipun pembebanan berlebihan pada satu kompartement secara terus menerus dapat menyebabkan predisposisi untuk osteoarthritis dikemudian hari.

Daftar Pustaka
Apley Graham A., Solomon L., 2001, Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 8 edition, USA, Oxford University Press Inc.
Koval Kenneth J., Zuckerman JP., Handbook Of Fractures,2 edition,USA, Lippincott Williams and wilkins.