KEJANG DEMAM
I. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses kelainan ekstrakranial.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak. Dari beberapa penelitian dijumpai 2-5% anak dibawah usia 5 tahun mengalami kejang, baik kejang pertama maupun ulangan yang didahului kenaikan suhu tubuh.
Pada pasien ini kejang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yaitu 39,3oC, saat kejang pasien tidak sadar dan setelah kejang sadar, usia penderita 6 bulan. Hal ini sesuai dengan definisi kejang demam.
II. Etiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam, yaitu :
*Umur
1. Kurang lebih 3% dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam.
2. Jarang terjadi pada anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun.
3. Insiden tertinggi didapatkan pada umur 2 tahun dan menurun setelah berumur 4 tahun. Hal ini mungkin disebabkan adanya kenaikan dari ambang kejang sesuai dengan bertambahnya umur.
4. Serangan pertama biasanya terjadi dalam 2 tahun pertama dan kemudian menurun dengan bertambahnya umur.
*Jenis Kelamin
Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 2:1. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibanding laki-laki.
*Suhu Badan
Adanya kenaikan suhu tubuh merupakan suatu syarat untuk terjadinya kejang demam. Tingginya suhu badan pada saat timbulnya serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar antara 38,3° – 41,4°C.
*Faktor keturunan
Faktor keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam. 25-50% anak dengan kejang demam mempunyai anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam sekurang-kurangnya sekali.
*Penyebab demam
Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan. Hal tersebut dapat dimengerti karena infeksi saluran pernafasan merupakan penyakit anak yang paling sering didapatkan.
Pada pasien ini faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kejang demam adalah suhu badan selain faktor umur, jenis kelamin, dan infeksi saluran pernafasan bagian atas.
III.Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC menyebabkan metabolisme basal meningkat 10-15%, kebutuhan O2 akan meningkat 20%.
Keseimbangan sel neuron berubah, terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran tadi, terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik yang demi kian besar, sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel tetangganya dengan bahan yang disebut neurotransmitter dan terjadilah kejang.
IV. Klasifikasi
Livingstone, seorang sarjana yang banyak melakukan penelitian tentang kejang demam, membuat 7 kriteria yang harus dipenuhi untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana, yang telah dimodifikasi, yaitu :
1. Kejang bersifat umum / bilateral.
2. Serangan kejang hanya berlangsung sebentar saja, kurang dari 15 menit.
3. Umur ketika menderita kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun.
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama sesudah timbulnya demam.
5. Pemeriksaan saraf sebelum dan setelah kejang tidak menunjukkan kelainan.
6. Pemeriksaan EEG yang dilakukan sedikitnya 1 minggu setelah suhu tubuh normal, tidak menunjukkan gambaran yang abnormal.
7. Frekwensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak lebih dari 4 kali.
Dalam Konsensus Penanganan Kejang Demam 2005, kejang demam dibagi menjadi :
1. Kejang Demam Sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum tonik klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam.
2. Kejang Demam Kompleks
Kejang demam dengan ciri :
a. Kejang lama > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Pada pasien ini kejang terjadi pada seluruh tubuh, lama kejang kira - kira 5-10 menit, kejang timbul 16 jam setelah demam, umur pasien 6 bulan, pasien mengalami kejang demam baru pertama kali ini dan belum pernah sakit seperti ini sebelumnya. Setelah pasien kejang dilakukan pemeriksaan reflek patologis, tidak didapatkan kelainan dan pada pemeriksaan fisiologis didapatkan hasil dalam batas normal.
Dari hasil anamnesa dan pemerisaan fisik tersebut diatas memenuhi kriteria kejang demam sederhana menurut Livingstone.
V. Diagnosis
Kejang pada anak merupakan suatu gejala, bukan suatu penyakit. Gangguan primer mungkin terdapat intrakranium atau ekstrakranium. Berbagai penyakit intraserebral dan gangguan metabolik dapat menyebabkan kejang.
a. Kelainan Intrakranium
- Meningitis
- Encephalitis
- Infeksi subdural dan epidural
- Abses otak
- Toxoplasmosis
- Cytomegalic inclusion disease
b. Gangguan metabolik
- Hypoglikemi
- Vitamin B-6 defisiensi atau dependensi
- Gangguan elektrolit
- Keracunan
c. Epilepsi
Oleh karena cukup banyaknya diagnosis banding, sangat sulit bagi kita untuk menentukan penyakit atau kelainan yang menyebabkan terjadinya bangkitan kejang tersebut.
VI. Penatalaksanaan
1.Resusitasi meliputi:
a. Airway : - bebaskan jalan nafas
- posisi kepala tidur miring atau hiperekstensi
- suction
b. Breathing : - beri O2 2 liter/menit
c. Circulating :
- kendorkan pakaian
- cairan pasang infus segera dengan D5% tetesan disesuaikan, bila pasien tidak hipoglikemia, pasien sudah mau makan dan minum infus diganti dengan RL tetesan diturunkan dan disesuaikan dengan kebutuhan cairan
2. Potong kejang
Kejang
Diazepam 0,5 mg/kg BB,kecepatan 1-2 mg/menit
Kejang Tidak kejang
Diazepam 0,5 mg/ kg BB Phenobarbital 3-5mg/kgBB/hari
p.o dibagi dalam 2 dosis.
Kejang Tidak kejang
Phenobarbital 3-5mg/kgBB/hari(p.o)
Diazepam drip 5mg/kg BB/ hari( maksimal 10 mg/kgBB/hari)
Pada pasien ini penatalaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Bebaskan jalan nafas :
- Posisi kepala esktensi
- O2 2 liter/menit
- Kendorkan pakaian
- Lindungi lidah dari tergigit
2. Infus D5% 960/40/10 tpm
3. Injeksi dexamethason 3 x I ampul i.v
4. Injeksi diazepam 3,5 mg i.v (bila kejang)
5. Peroral :
Paracetamol syrup 3 x ¾ cth
Amoxicillin 3 x ¼ cth
6. Diit:
- 3 x makanan lunak
- 3 x 100 cc susu / ASI
- Banyak minum
Penatalaksanaan pada pasien ini sesuai dengan penatalaksanaan pada penderita kejang demam sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusponegoro H.D dkk ; Standart Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Kejang Demam ; Penerbit : IDAI ; 2005, hal. 209-211
2. Bahtera T ; Pedoman Pelayanan Medik Anak, Kejang Demam; Edisi Kedua ; Jilid I ; Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Undip : 1997, hal. 230
3. Muid M ; Simposium Infeksi Pediatri Tropik dan Gawat Darurat Anak, Tata Laksana Terkini Penyakit Tropis dan Gawat Darurat Pada Anak ; Kejang Demam ; IDAI Cabang Jawa Timur : 2005, hal. 98-110
4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Kejang Demam ; Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak FKUI 1985 : hal. 847-55