11 orang yang mecoba mengejar mimpi menjadi seorang dokter yang sukses

Thursday, July 12, 2012

ANEMIA DEFISIENSI FE

Definisi :
Anemia defisiensi besi adalah anemia yg timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yg pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.
Anemia defisiensi besi ditandai oleh anemia hipokromik mikrositer dan hasil lab menunjukan cadangan besi kosong.
Etiologi :
Karena rendahnya masukan besi, gangguan absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
a.    Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari :
-         Saluran cerna : akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid dan infeksi cacing tambang.
-         Saluran genitalia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia.
-         Saluran kemih : hematuria.
-         Saluran napas : hemoptoe.
b.    Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (biovailabilitas) besi yg tdk baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).
c.    Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.
d.    Gangguan absorbsi besi : gatrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
Gejala :
I.          Gejala umum anemia
Ø  Disebut juga sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai pd anemia defisinesi besi apabila kadar hemoglobin turun dibawah 7 – 8 g/dl.
Ø  Gejalanya : badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang – kunang, serta telinga mendenging.
Ø  Karena penurunan kadar Hb yg terjadi secara perlahan – lahan seringkali sindrom anemia tdk terlalu mencolok dibandingkan dg anemia lain yg penurunan kadar Hb nya terjadi lebih cepat, oleh karena mekanisme kompensasi tubuh dpt berjalan dg baik.
Ø  Anemia bersifat simptomatik jika Hb turun dibawah 7g/dl.
Ø  Pemeriksaan fisiknya dijumpai pasien yang pucat, terutama dibawah konjungtiva dan jaringan dibawah kuku.
II.          Gejala khas defisiensi besi
Ø  Koilonychia : kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris – garis vertikal dan menjadi cekung.
Ø  Atropi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.
Ø  Stomatitis angularis (cheilosis) : adanya keradangan pd sudut mulut shg tampak sbg bercak berwarna pucat keputihan.
Ø  Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
Ø  Atrofi mukosa gaster shg menimbulkan akhloridia.
Ø  Pica : keinginan untuk memakan bahan yg tdk lazim, spt : tanah liat, es, lem, dll.
III.          Gejala penyakit dasar
Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala – gejala penyakit yg mjd penyebab anemia defisiensi tsb.
Misal :
Ø  Anemia akibat penyakit cacing tambang : dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning spt jerami.
Ø  Anemia karena perdarahan kronik akibat kanker kolon dijumpai gejala gangguan kebiasaan buang air besar atau gejala lain tergantung dari lokasi kanker tsb.
Diagnosis :
1.      Tahap I menentukan adanya anemia dg mengukur kadar Hb atau hematokrit.
2.      Tahap II memastikan adanya defisiensi besi.
3.      Tahap III menentukan penyebab dari defisiensi besi yg terjadi.
Secara laboratoris untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi (tahap I&II) dpt dipakai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi (modifikasi dari kriteria Kerlin et al) sbb :
Anemia hipokromik mikrositer pd hapusan darah tepi, atau MCV <80 fl dan MCHC <31% dg salah satu dari a, b, c, atau d.
a.    Dua dari tiga parameter dibawah ini :
-         Besi serum <50 mg/dl
-         TIBC >350 mg/dl
-         Saturasi transferin <15%, atau
b.    Feritin serum <20 mg/l, atau
c.    Pengecatan sumsum tulang dg biru prusia (Perl’s stain) menunjukkan cadangan besi (butir – butir hemokonsiderin) negatif, atau
d.    Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi lain yg setara) selama 4minggu disertai kenaikan kadar Hb >2 g/dl.
Tahap III ditentukan penyakit dasar yg menjadi penyebab defisiensi besi.
Untuk pasien dewasa fokus utama : mencari sumber perdarahan.
Perempuan masa reproduksi à anamnesis tentang menstruasi, jika perlu dilakukan pemeriksaan gynekologi.
Laki – laki dewasa à pemeriksaan feses untuk mencari telur cacing tambang.
DD :

Anemia defisiensi besi
Anemia akibat penyakit kronik
Trait Thalasemia
Anemia sideroblastik
Derajat anemia
Ringan – berat
Ringan
Ringan
Ringan – berat
MCV
Menurun
Menurun/N
Menurun
Menurun/N
MCH
Menurun
Menurun/N
Menurun
Menurun/N
Besi serum
Menurun <30
Menurun <50
Normal/↑
Normal/↑
TIBC
Meningkat >360
Menurun <300
Normal/↓
Normal/↓
Saturasi Transferin
Menurun <15%
Menurun/N 10 – 20%
Meningkat >20%
Meningkat >20%
Besi sumsum tulang
Negatif
Positif
Positif kuat
Positif dg ring sideroblast
Protoporfirin eritrosit
Meningkat
Meningkat
Normal
Normal
Feritin serum
Menurun <20 μg/l
Normal 20 – 200 μg/l
Meningkat >50 μg/l
Meningkat >50 μg/l
Elektrofoesis Hb
N
N
Hb. A2 meningkat
N

Terapi :
a.       Terapi kausal : terapi terhadap penyebab perdarahan.
Misal : pengobatan cacing tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan menorhagia.
b.      Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh (iron replacemen therapy) :
1.    Terapi besi oral
Terapi pilihan pertama karena efektif, murah dan aman.
-       Ferrous sulphat (sulfas ferosus) dosis 3 x 200 mg.
Pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg mengakibatkan absorbsi besi 50 mg/hari yg dpt meningkatkan eritropoesis 2 – 3 x normal.
-       Preparat lain : ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate.
Diberikan saat lambung kosong.
Efek samping : gangguan gastrointestinal (mual, muntah, konstipasi). Untuk mengurangi efek samping besi diberikan saat makan atau dosis dikurangi menjadi 3 x 100mg.
Lama pengobatan : 3 – 6 bulan, ada juga yg menganjurkan sampai 12bulan, setelah kadar hemoglobinnormal untuk mengisi cadangan besi tubuh.
Untuk mengingkatkan penyerapan besi dpt diberikan preparat vitamin C, tetapi dpt meningkatkan efek samping terapi. Dianjurkan pemberian diet yg banyak mengandung hati dan daging yg banyak mengandung besi.
2.    Terapi besi parenteral
Tujuan terapi :
Mengembalikan kadar Hb dan mengisi besi sebesar 500 – 1000 mg.
Dosis :
Kebutuhan besi (mg) = (15 – Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 Tu 1000mg
Indikasi :
-       Intoleransi terhadap pemberian besi oral
-       Kepatuhan terhadap obat yg rendah
-       Gangguan pencernaan spt kolitis ulseratif yg dpt kambuh jika diberikan besi
-       Penyerapan besi terganggu, spt hereditary hemorrhagic teleangiectasia
-       Kebutuhan besi yg besar dlm waktu pendek, spt kehamilan trimester 3 atau sebelum operasi
-       Defisiensi besi fungsional reatif akibat pemberian eritropoetin pd anemia gagal ginjal kronik atau anemia akibat penyakit kronik
Preparat yg tersedia :
-       Iron dextran complex (mengandung 50mg besi/ml).
-       Iron sorbitol citric acid complex
-       Iron ferric gluconate
-       Iron sucrose
Pemberian : secara intramuskular dalam dan intravena pelan.
Secara intramuskular à rasa nyeri dan memberikan warna hitam pd kulit.
Efeksamping : reaksi anafilaksis, flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah, nyeri perut dan sinkop.
c.       Pengobatan lain
·      Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dg tinggi protein terutama yg berasal dari protein hewani.
·      Vitamin C : diberikan 3 x 100mg/hari untuk meningkatkan absorpsi besi.
·      Transfusi darah : ADB jarang memerlukan transfusi darah.
Indikasi transfusi darah pd anemia kekurangan besi :
-         Adanya penyakit jantung anemik dg ancaman payah jantung.
-         Anemia yg sangat simptomatik, misal anemia dg gejala pusing yg sangat menyolok.
Pasien memerlukan peningkatan kadar Hb yg cepat spt kehamilan trimester akhir atau preoperasi.