11 orang yang mecoba mengejar mimpi menjadi seorang dokter yang sukses

Thursday, July 12, 2012

DEMAM TIFOID


Pendahuluan
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Demam Paratifoid biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama atau menyebabkan enteritis akut. Sinonim demam tifoid dan demam paratifoid adalah Enteric fever, Typhus, Paratyphus Abdominalis.
Etiologi
Demam tifoid dan demam paratifoid disebabkan oleh S. Typhi, S. Paratyphi A, S. Paratyphi B, S. Paratyphi C
Patogenesis dan Patofisiologi
Penularan bakteri ini terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut. Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung. Bakteri yang dapat melewati lambung akan masuk ke dalam usus, kemudian berkembang biak.
Apabila respon imunitas humoral mukosa Ig A usus kurang baik maka bakteri akan menembus sel-sel epitel selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel fagosit terutama makrofag. Bakteri dapat hidup dan berkembang biak dalam makrofag kemudian dibawa ke Plaques Payeri di ileum distal. Selanjutnya ke kelenjar getah bening mesenterika. Melalui duktus torakikus bakteri yang dapat dalam makrofag ini masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia pertama yang asimptomatik dan tidak menimbulkan gejala. Selanjutnya menyebar ke organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ ini bakteri meninggalkan sel fagosit dan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid, kemudian masuk lagi ke dalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia kedua yang simptomatik.
Diagnosis
Diagnosis Demam Tifoid dapat dipastikan dengan kultur darah dan bahan yang dicurigai yang positif. Akan tetapi hasil kultur negatif tidak menyingkirka diagnosa dari demam typhoid. Reaksi widal tunggal dengan titer antibou titer antibodi O 1/200 atau ng titer antibodi H 1/400 menunjang diagnosis Demam Tifoid pada penderita dengan gejala klinis yang khas. Peningkatan titer antibodi dengan empat kali lipat setelah 1 minggu dapat memastikan diagnosis demam tifoid.
Gejala Klinis
Masa tunas demam tifoid antara 10-14 hari. Gejala klinis sangat bervariasi dari ringan sampai berat, dari tidak terdiagnosis hingga gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi hingga menimbulkan kematian. Pada minggu pertama sering ditemukan keluhan dan gejala yang mirip penyakit infeksi akut pada umumnya seperti : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksi, mual, muntah, obstipasi, konstipasi.
Banyak orang tua pasien melaporkan demam lebih tinggi saat sore atau malam hari dibandingkan dengan pagi harinya. Pada saat demam tinggi dapat disertai gangguan kesadaran seperti delirium, apatis, sampai koma.Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastrointestinal, gangguan kesadaran.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Dapat pula ditemukan anemia ringan dan trombositopeni. Pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopeni. Laju endap darah dapat meningkat.
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan kadar SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
Pemeriksaan Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri S. Typhi. Pada uji widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen bakteri S.typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium.
Uji widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita tersangka demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh S. Typhi maka penderita membuat antibodi yaitu :
Aglutinin O : karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh bakteri
Aglutinin H : karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagella bakteri
Aglutinin Vi : karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai bakteri.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglitinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan terkena demam tifoid.
Pemeriksaan Kultur Darah
Penatalaksanaan
Istirahat atau tirah baring dan perawatan profesional
Diet dan terapi penunjang profesional
Pemberian antibiotika